Kamis, 24 Februari 2011

Dik..

Dik..
jauh sudah perjalanan yang telah kita lalui..
jauh sudah jarak yang kita tempuh..
jauh sudah pandangan mata menghilang dari tempat berpijak pertama kali..
jauh pula usia merambati benang kehidupan kita,
sejak saat itu, saat jiwa merasa perlu bersatu, saat azzam di hati saling berpagut, saat sang mimpi saling berjanji menjaga hati, untuk saling menguatkan satu sama lain..

Dik..
ketika bahtera ini mulai ku kayuh pertama kali..
ketika dayung sampan ini masih terasa ringan..
ketika ombak lautpun masih mengusap lambung kapal dengan lembutnya..
jiwa-jiwa kita pun terasa nyaman dan tenang..
hati khusuk dan syahdu mensyukuri nikmat Tuhan..
dan surgapun terasa lembut ditangan..

Dik..
lalu kita pun melaju jauh ketengah lautan,
menyisir nadi samudera hingga kepusaran gelombang..
menantang tingginya ombak dan ganasnya deru angin..
hingga tersadar bahwa hidup bukanlah sebuah permainan..
hingga tersadar bahwa bahtera ini bisa terkoyak bahkan hancur berantakan..
kita pun panik dan saling menyalahkan..
atau terdiam karena syok akan hebatnya badai yang datang tak terperikan..
atau gemetar dalam pelukan rasa takut yang begitu dalam..
sampai akhirnya pertolongan Tuhan pun datang..
mendamaikan keributan dihati, menenangkan jiwa yang gelisah..
mengumpulkan kembali asa yang terserak, merapatkan kembali janji-janji yang hampir retak,
menguatkan kembali azzam yang pernah berpagut, menyadarkan kembali khittah dan komitment diri, bahwa pernikahan adalah sebuah jalan takwa menuju pada ridhaNYA.

Dik..
saat itu jiwa kita masih muda, emosi dan ego masih meraja..
dan rasa percaya diri masih begitu tinggi,
sedangkan iman dan hati ikhlas masih pas-pasan..
rasa takwa kepada Tuhanpun hanya sekedar pelampiasan..
ketika kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia sempurna..
ketika kita menyadari bahwa kita sangat lemah bahkan tak berguna..
barulah kita tersadar bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain..
seperti jari jemari yang saling berpilin, seperti tulang dan sendi yang saling menguatkan satu sama lain..

Dik..
aku tanpa mu bukanlah apa-apa dan engkau tanpa diriku bukanlah siapa-siapa..
kita adalah dua anak manusia yang mencoba menaklukan kerasnya dunia..
kita adalah dua anak manusia yang mengikuti jalannya takdir..
mencoba membagi kehidupan dan kebahagiaan bersama..
mencoba membentuk cinta dari asa dan rasa yang apa adanya..
mengais-ngais sukacita dari remah-remah mimpi..
mengutip-ngutip bahagia dari tetesan darah dan airmata..
seraya mengharap hiba kepada illahi robbi..
semoga jalan bahagia selalu diberi..


Dik..
dirimu adalah separuh nafasku, dan diriku adalah setengah jiwamu..
dan anak-anak tidak melihat aku atau dirimu saja..
kebahagiaan mereka adalah ketika aku dan kamu bersatu menjadi kita
dan berpadunya hati kita menyempurnakan kebahagiaan mereka..
Dan senyum mereka pun terbentuk karena kasih sayang kita..

Dik..
biarkan kita menikmati dunia tanpa cela di hati..
biarkan waktu mengalir menguji cinta kita..
apakah ia sekedar permainan dunia atau jalan suci menuju cintaNYA..
biarkan lengkung waktu menyapa atau menegur kita..
menguji rasa ini kepada mu, menggoyahkan atau mengokohkan..
hingga kita mengerti..bahwa kau dan aku memang telah digariskan..
menikmati lembutnya takdir atau kerasnya nasib..
menikmati kebersamaan dalam keberkahan..
atau keberkahan dalam kebersamaan..
mengukir zaman dan mengulas kisah..
menautkan mutiara-mutiara penuh hikmah..
membentuk generasi yang diidamkan sang nabi..
yang membanggakan beliau di akhirat nanti..
semoga..


In the midle of the night