Sabtu, 11 Februari 2017

Pada Akhirnya Akhirat Adalah Tempat Kembali.

Pada Akhirnya Akhirat Adalah Tempat Kembali.
(Sebuah Renungan)

Sahabat..
Apapun yang kau lakukan didunia ini meski sebesar zarah(atom), semua akan dibalas oleh sang pencipta.
Ia menciptakan qolbu(hati) untuk mu agar memahami tanda-tandaNYA.

Sahabat..
Jika hatimu bergetar karena cinta,
Tidakkah hatimu lebih bergetar saat kitab suciNYA dihinakan,
Jika kau tak merasakan getaran itu, sementara ribuan ummat lainnya bergetar hebat, bertanyalah pada nurani mu, apanya yang salah?
Bukankah kita tau, hanya hati yang penuh zikir yang sanggup peka terhadap tanda-tanda dari NYA.
Jika hatimu tak jua bisa merasakan getaran itu, tanyakan pada dirimu kembali, jangan-jangan itu pertanda bahwa sel-sel hatimu mulai mati.

Sahabat..
Jika engkau lebih peduli kejayaan dunia, Jika engkau lebih peduli kemakmuran dunia,
dari pada keberkahan hidup entah sebagai pribadi atau sebagai bangsa,
Ketahuilah, dunia hanya sementara,
Dan kesementaraan kita dunia bukan hanya untuk kesejahteraan dunia saja, tapi untuk semata-mata beribadah kepadanya, menyembah kepadanya dan bertauhid kepadanya.
Seperti perjanjian kita pada Allah saat masih di alam ruh, yang kelak janji itu akan ditanyakan kembali pada saatnya nanti.

Sahabat...
Kelak Allahpun akan mengumpulkan kita dalam satu golongan bukan atas nama suku bangsa, bukan pula atas nama negara, tapi atas nama ummat yang diridhoi, atas nama ummat islam, ummat yang akan dibanggakan oleh sang Nabi, terhadap ummat-ummat nabi lain, sejak Nabi Adam as hingga Isa alaihi salam.
Datangnya kita kedunia ini, adalah bukan tanpa tugas sia-sia, tetapi dalam rangka membuat sang rasul bangga, meramaikan dunia dengan risalahNya dan menegakkan kalimatNYA.
Jika menyingkirkan duri dijalan saja engkau bisa mendapatkan pahala, apalagi membantu menegakkan kalimahnya. Membantu meramaikan jumlah pengikut kalimat tauhid bersama para pemimpin yang diberkahi, bukan para pemimpin yang dimurkai karena menyekutukanNYA.

Sahabat...
Negeri mu bukanlah milik mu, Ia adalah milik penguasa alam semesta. Tugasmu hanya sebagai khalifah, sebagai pengelola yang kelak akan dimintai tanggung jawabnya. Kejayaan negeri bukan hanya soal fisik, tapi juga keberkahan, dan ampunan dari Allah SWT, sebagaimana isyarat tentang sebuah negeri yang baldhatun toyyibatun wa robbun gofuur. Sebuah Negeri idaman yang bukan semata-mata berjaya secara fisik saja, Tetapi juga  mendapat keridhoan dari Tuhan, baik keridhoan untuk rakyat atau untuk pemimpinnya.
Kita tak mau negeri ini seperti negeri babilonia, makmur dan berjaya secara materi tetapi mendapat murka dari Allah SWT, seperti juga negeri kaum Tsamud dan Kaum 'Ad.

Sahabat..
Jika kita diperintahkan untuk adil terhadap manusia, maka berbuat adil pula kepada Tuhanmu, sebelum Tuhanmu mengadili kita dihari pengadilan kelak.
Jika engkau disuruh mematuhi perintah dan menjauhi larangan, maka patuhi dan jauhilah, meski hati mu menolak dan lidahmu membantah, karena godaan dunia yang tidak seberapa.

Sahabat..
Dunia ini hanyalah perjalanan, bukan tujuan.
Dan setiap detil perjalanan itu dicatat serinci-rincinya untuk dimintai pertanggung jawaban.
Apapun langkahmu hari ini, apapun pilihanmu hari ini, mempengaruhi hari-harimu kelak di hari akhir.

Sekuat apapun kita berpendirian, sekuat apapun kita bertahan..
Ketahuilah pada akhirnya akhiratlah tempat kembali selama-lamanya.

-o0o-