Dalam hidup..
Sepanjang jiwa-jiwa yang menyandangnya,
Penuh cerita suka dan duka,
Ada gelak dan tawa,
Ada tangis dan perih
Ada ramai dan gembira
Ada sepi dan sunyi..
Dalam hidup,
Ketika ia dimulai,
Manusia datang dalam kesendirian..
Lalu masa datang meramaikan..
Melupakan saat-saat itu.
Ketika hidup mulai berjalan,
Ketika ramai mulai merasuk dalam nadi,
Ketika kegembiraan mulai mengisi hari-hari,
Mulailah manusia melupakan hakikat,
Bahwa ia kelak akan sendiri lagi,
Kesendirian dalam sepi,
Kesendirian dalam alam takdir,
Dimana semua mahluk akan dihampiri,
Dimana segala kenikmatan akan diputus,
Dimana para sanak famili akan menangis,
Dimana para sahabat akan kehilangan..
Siapakah yang sudi menemani saat-saat sepi itu,
Selain amal-amal baik yang setia memberi kehangatan,
Selain amal-amal soleh yang menjadi teman seperjalanan..
Sahabat,
Jika engkau kini merasa gembira dalam keramaian,
Ingatlah bahwa suatu saat engkau akan merasa kesepian,
Dan jika engkau sekarang merasa kesepian,
Ingatlah Allah yang akan menemanimu dalam sepi mu itu,
Semoga sepimu dalam khusuk ibadahmu itu,
Meramaikan kesepianmu nanti yang sesungguhnya..
Sabtu, 06 Juni 2009
Jumat, 05 Juni 2009
Tanggung Jawab Itu...
Ketika pikiran buntu dan hati tak menentu..
Saat hati bertanya dalam ragu..
Mau dibawa kemana perahu organisasi bisnis kecil ini?
Sedang disana ada banyak tangan-tangan kecil yang butuh perlindungan,
ada keluarga-keluarga kecil yg butuh sandaran..
dan ada istri-istri yg butuh kedamaian...
Ya Tuhan kami, beri kami kekuatan menjaga kapal ini agar tidak hancur di hempas gelombang..
Jika maksiat-maksiat kami membuat Engkau menahan rizki kami, maka ampunilah dosa kami,
dan jika tambahan rizki darimu tidak membuat kami lebih taat kepada Mu, maka maafkanlah kesalahan kami.
Ya Rabbi, sungguh bukan satu kemauan kami untuk memegang amanah ini,
Tapi karena sayang kami kepada mereka yang menyebabkan kami mau menerima tanggung jawab ini,
Jika kami tidak bisa mengemudikan biduk ini ke jalur yang benar maka bantu kami meluruskannya...
Jika kami tak bisa memenuhi harapan mereka, maka Engkaulah maha pemberi segala sesuatu...
Ya Allah yang maha pemberi kekuatan..
Beri kami kekuatan untuk menegakkan layar bahtera ini..
Beri kami kekuatan untuk mengais-ngais rezeki yang halal melalui perahu ini..
Beri kami kekuatan hati untuk melihat setiap kesempatan itu..
Beri kami keyakinan untuk menenangkan hati anak-anak dan istri kami..
Satukan keluarga-keluarga yang menyertai perjalanan ini..
Dengan segala rahmat dan karuniamu..
Ya Tuhan kami, jika memang kami tak layak mendapatkan anugrahMu karena dosa-dosa kami,
Sungguh anak-anak kami yang membuat kami tak lagi malu meminta KepadaMu,
Sungguh istri-istri kami yang membuat kami rela menghinakan diri dihadapanMu,
Kalau bukan karena mereka, sungguh jiwa-jiwa ini menjadi kerdil tak bernyawa,
Sungguh jiwa-jiwa ini menjadi pecundang dihadapan MU.
Sungguh hati-hati ini akan hancur berkeping-keping..
Tapi karena Rahmat dan kasih sayangMU..
Sungguh Jiwa ini kembali tegar selaksa karang..
Kembali damai selaksa malam..
Amin
Saat hati bertanya dalam ragu..
Mau dibawa kemana perahu organisasi bisnis kecil ini?
Sedang disana ada banyak tangan-tangan kecil yang butuh perlindungan,
ada keluarga-keluarga kecil yg butuh sandaran..
dan ada istri-istri yg butuh kedamaian...
Ya Tuhan kami, beri kami kekuatan menjaga kapal ini agar tidak hancur di hempas gelombang..
Jika maksiat-maksiat kami membuat Engkau menahan rizki kami, maka ampunilah dosa kami,
dan jika tambahan rizki darimu tidak membuat kami lebih taat kepada Mu, maka maafkanlah kesalahan kami.
Ya Rabbi, sungguh bukan satu kemauan kami untuk memegang amanah ini,
Tapi karena sayang kami kepada mereka yang menyebabkan kami mau menerima tanggung jawab ini,
Jika kami tidak bisa mengemudikan biduk ini ke jalur yang benar maka bantu kami meluruskannya...
Jika kami tak bisa memenuhi harapan mereka, maka Engkaulah maha pemberi segala sesuatu...
Ya Allah yang maha pemberi kekuatan..
Beri kami kekuatan untuk menegakkan layar bahtera ini..
Beri kami kekuatan untuk mengais-ngais rezeki yang halal melalui perahu ini..
Beri kami kekuatan hati untuk melihat setiap kesempatan itu..
Beri kami keyakinan untuk menenangkan hati anak-anak dan istri kami..
Satukan keluarga-keluarga yang menyertai perjalanan ini..
Dengan segala rahmat dan karuniamu..
Ya Tuhan kami, jika memang kami tak layak mendapatkan anugrahMu karena dosa-dosa kami,
Sungguh anak-anak kami yang membuat kami tak lagi malu meminta KepadaMu,
Sungguh istri-istri kami yang membuat kami rela menghinakan diri dihadapanMu,
Kalau bukan karena mereka, sungguh jiwa-jiwa ini menjadi kerdil tak bernyawa,
Sungguh jiwa-jiwa ini menjadi pecundang dihadapan MU.
Sungguh hati-hati ini akan hancur berkeping-keping..
Tapi karena Rahmat dan kasih sayangMU..
Sungguh Jiwa ini kembali tegar selaksa karang..
Kembali damai selaksa malam..
Amin
Rabu, 03 Juni 2009
Pra-Syukur ( Bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bersyukur)
Syukur, sebuah ungkapan rasa terimakasih kepada Sang Pencipta atas nikmat yang telah diberikan, atas sukses yang dicapai dan atas kemenangan yg digapai.
Syukur, sebuah ritual untuk membetulkan kembali posisi relasional antara hamba dan Pencipta, antara mahluk dan Khaliq.
Posisi yang menegaskan bahwa seorang hamba tidaklah berarti apa-apa tanpa kuasa sang Pencipta,seorang mahluk tidaklah berdaya tanpa rahmat sang Khaliq.
Syukur, sebagai suatu pembuktian dari seorang hamba yang tahu diri dan mengerti posisi.
Sebagai lambang kerendahan hati, ketawadhu’an jiwa dan kezuhudan diri.
Syukur, membuat manusia selalu percaya diri bahwa apapun yang dilakukan, bagaimanapun kondisinya dan seberat apapun nilainya tetap akan diberikan poin oleh Allah SWT.
Syukur melahirkan jiwa-jiwa yg qona’ah, membentuk spirit ketaqwaan dan melahirkan batin yang bening.
Dengan syukur terjalin komunikasi yang harmonis antara ruh dan jasad, antara jiwa dan fisik serta antara jasmani dan ruhani.
Syukur adalah perbuatan mulia yang dilakukan oleh hamba-hamba yg salih, kaum-kaum penghuni firdaus, dan para penduduk arsy.
Dan dengan syukur pula Allah membalas kembali berlipat-lipat amalan para hambanya.
Sahabat,
Ada satu pertanyaan yang menggelitik hati saya, pada saat kapankah syukur itu paling tepat kita panjatkan.
Sering diantara kita semua syukur itu kita lakukan ketika mendapat kegembiraan, kesenangan dan hal-hal lain yang menggembirakan hati.
Saat lulus ujian, saat pernikahan, saat anak lahir, saat diterima kerja, saat kenaikan gaji, saat kenaikan jabatan, saat mendapat proyek dan lain sebagainya.
Betul dan saya sangat setuju ketika semua kegembiraan itu kita ukir dengan cara bersyukur.
Tapi saya lebih sangat setuju ketika seorang hamba melakukan syukur sebelum kegembiraan itu datang, contoh : bersyukur masih diberi kesempatan untuk ikut ujian meski belum tentu lulus, bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikah meskipun belum tentu lamarannya diterima, bersyukur masih diberi kesempatan untuk hamil, meskipun belum tentu lahir dengan selamat, bersyukur masih diberi kesempatan untuk ujian test kerja, meskipun belum tentu diterima, bersyukur masih diberi kesempatan untuk test kenaikan gaji/pangkat meskipun belum tentu lulus, dan bersyukur masih diberi kesempatan ikut tender, meskipun belum tentu menang.
Pra-Syukur semacam ini lebih baik dan lebih menguatkan jiwa saat hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan dan lebih melipatgandakan rasa syukur, jika sesuai dengan hasil yg diharapkan.
Pra-syukur semacam ini membuat seorang hamba lebih nyaman dalam menghadapi kehidupan, sekeras apapun itu. Disemua kejadian baik senang atau susah ia tetap bersyukur. Jika susah dia akan bersabar plus bersyukur, jika senang syukurnya akan berlipat-lipat. Satu syukur saja Allah akan melipat gandakan, bagaimana dengan syukur kuadrat? Wow...tentu langit dan bumi semuanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada kita.
Jadi bagaimana kalau mulai sekarang kita BERPRASYUKUR, minimal kita bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bersyukur.
Syukur, sebuah ritual untuk membetulkan kembali posisi relasional antara hamba dan Pencipta, antara mahluk dan Khaliq.
Posisi yang menegaskan bahwa seorang hamba tidaklah berarti apa-apa tanpa kuasa sang Pencipta,seorang mahluk tidaklah berdaya tanpa rahmat sang Khaliq.
Syukur, sebagai suatu pembuktian dari seorang hamba yang tahu diri dan mengerti posisi.
Sebagai lambang kerendahan hati, ketawadhu’an jiwa dan kezuhudan diri.
Syukur, membuat manusia selalu percaya diri bahwa apapun yang dilakukan, bagaimanapun kondisinya dan seberat apapun nilainya tetap akan diberikan poin oleh Allah SWT.
Syukur melahirkan jiwa-jiwa yg qona’ah, membentuk spirit ketaqwaan dan melahirkan batin yang bening.
Dengan syukur terjalin komunikasi yang harmonis antara ruh dan jasad, antara jiwa dan fisik serta antara jasmani dan ruhani.
Syukur adalah perbuatan mulia yang dilakukan oleh hamba-hamba yg salih, kaum-kaum penghuni firdaus, dan para penduduk arsy.
Dan dengan syukur pula Allah membalas kembali berlipat-lipat amalan para hambanya.
Sahabat,
Ada satu pertanyaan yang menggelitik hati saya, pada saat kapankah syukur itu paling tepat kita panjatkan.
Sering diantara kita semua syukur itu kita lakukan ketika mendapat kegembiraan, kesenangan dan hal-hal lain yang menggembirakan hati.
Saat lulus ujian, saat pernikahan, saat anak lahir, saat diterima kerja, saat kenaikan gaji, saat kenaikan jabatan, saat mendapat proyek dan lain sebagainya.
Betul dan saya sangat setuju ketika semua kegembiraan itu kita ukir dengan cara bersyukur.
Tapi saya lebih sangat setuju ketika seorang hamba melakukan syukur sebelum kegembiraan itu datang, contoh : bersyukur masih diberi kesempatan untuk ikut ujian meski belum tentu lulus, bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikah meskipun belum tentu lamarannya diterima, bersyukur masih diberi kesempatan untuk hamil, meskipun belum tentu lahir dengan selamat, bersyukur masih diberi kesempatan untuk ujian test kerja, meskipun belum tentu diterima, bersyukur masih diberi kesempatan untuk test kenaikan gaji/pangkat meskipun belum tentu lulus, dan bersyukur masih diberi kesempatan ikut tender, meskipun belum tentu menang.
Pra-Syukur semacam ini lebih baik dan lebih menguatkan jiwa saat hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan dan lebih melipatgandakan rasa syukur, jika sesuai dengan hasil yg diharapkan.
Pra-syukur semacam ini membuat seorang hamba lebih nyaman dalam menghadapi kehidupan, sekeras apapun itu. Disemua kejadian baik senang atau susah ia tetap bersyukur. Jika susah dia akan bersabar plus bersyukur, jika senang syukurnya akan berlipat-lipat. Satu syukur saja Allah akan melipat gandakan, bagaimana dengan syukur kuadrat? Wow...tentu langit dan bumi semuanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada kita.
Jadi bagaimana kalau mulai sekarang kita BERPRASYUKUR, minimal kita bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bersyukur.
Langganan:
Postingan (Atom)