Allah mencintai orang kaya yang dermawan
Tapi, Allah lebih mencintai orang miskin yang dermawan
Allah membenci orang kaya yang sombong
Tapi, Allah lebih membenci kepada orang miskin yang sombong
Allah mencintai orang tua yang bertaubat
Tapi, Allah lebih mencintai anak muda yang bertaubat
Allah membenci pemuda yang bermaksiat
Tapi, Allah lebih membenci kepada orangtua yang masih bermaksiat
Allah mencintai masyarakat yang adil
Tapi, Allah lebih mencintai pemimpin yang adil
Allah membenci pemimpin yang zalim
Tapi, Allah lebih membenci kepada masyarakat yang zalim
Allah mencintai orang-orang yang sabar
Tapi, Allah lebih mencintai orang teraniaya yang sabar
Allah membenci orang pemarah
Tapi Allah lebih membenci orang yang tak pernah marah karena akidahnya dilecehkan..
Allah mencintai orang-orang baik
Tapi Allah lebih mencintai generasi-generasi terbaik.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS 3:110)
Senin, 23 Maret 2009
Kamis, 19 Maret 2009
Kesuksesan itu...
Sahabat..
Apakah kesuksesan itu..?
Sukses adalah ketika kita berhasil mencapai cita-cita kita..
Sukses adalah ketika kita berhasil menyelesaikan pendidikan kita ke jenjang yang lebih tinggi..
Sukses adalah ketika kita berhasil mendapatkan istri impian kita..
Sukses juga adalah ketika kita berhasil memenangkan proyek dan menjadikan kita pengusaha kaya raya..
Dan Sukses juga adalah ketika kita berhasil menduduki jabatan tinggi..
Sukses adalah ketika kita berhasil mengantar anak-anak kita belajar ke luar negeri..
Sukses adalah ketika kita mempunyai pengaruh di masyarakat..
Sukses adalah ketika kita berhasil menjadi pemimpin yang dikagumi..
Dan Sukses adalah ketika kita berhasil menggenggam dunia..
Sahabat..
Bagiku sukses adalah..
Saat kita terbujur kaku dalam kain kafan penghantar pergi kehidupan fana..
Kita berhasil mendapatkan anak-anak disisi kita..
Ada anak-anak yang bisa mendoakan kita, dan meminta ampun atas dosa dan kesalahan kita..
Ada anak-anak yang pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan melalui orangtuanya..
Ada anak-anak yang menentramkan hati dengan baktinya kepada ayah ibunya..
Ada anak-anak yang bisa memaafkan kesalahan kedua orangtuanya semasa beliau hidup..
Ada anak-anak yang perbuatannya mengharumkan nama baik keluarga..
Ya Allah ya Tuhan kami..
Ajari kami cara mendidik anak-anak kami..
Ajari kami memberi kasih sayang kepada mereka..
Ajari kami mencintai mereka dengan setulus hati..
Ajari kami memberi jalan yang benar kepada mereka..
Ajari kami memberikan pemahaman yang lurus kepada mereka..
Ajari kami menjadi seperti Luqmanul Hakim..
Yang bijaksana mendidik anak-anak mereka..
Sehingga menjadi tauladan sepanjang masa..
Agar kami bisa meraih kesuksesan itu..
Menyambung generasi dengan sebaik-baik generasi..
Apakah kesuksesan itu..?
Sukses adalah ketika kita berhasil mencapai cita-cita kita..
Sukses adalah ketika kita berhasil menyelesaikan pendidikan kita ke jenjang yang lebih tinggi..
Sukses adalah ketika kita berhasil mendapatkan istri impian kita..
Sukses juga adalah ketika kita berhasil memenangkan proyek dan menjadikan kita pengusaha kaya raya..
Dan Sukses juga adalah ketika kita berhasil menduduki jabatan tinggi..
Sukses adalah ketika kita berhasil mengantar anak-anak kita belajar ke luar negeri..
Sukses adalah ketika kita mempunyai pengaruh di masyarakat..
Sukses adalah ketika kita berhasil menjadi pemimpin yang dikagumi..
Dan Sukses adalah ketika kita berhasil menggenggam dunia..
Sahabat..
Bagiku sukses adalah..
Saat kita terbujur kaku dalam kain kafan penghantar pergi kehidupan fana..
Kita berhasil mendapatkan anak-anak disisi kita..
Ada anak-anak yang bisa mendoakan kita, dan meminta ampun atas dosa dan kesalahan kita..
Ada anak-anak yang pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan melalui orangtuanya..
Ada anak-anak yang menentramkan hati dengan baktinya kepada ayah ibunya..
Ada anak-anak yang bisa memaafkan kesalahan kedua orangtuanya semasa beliau hidup..
Ada anak-anak yang perbuatannya mengharumkan nama baik keluarga..
Ya Allah ya Tuhan kami..
Ajari kami cara mendidik anak-anak kami..
Ajari kami memberi kasih sayang kepada mereka..
Ajari kami mencintai mereka dengan setulus hati..
Ajari kami memberi jalan yang benar kepada mereka..
Ajari kami memberikan pemahaman yang lurus kepada mereka..
Ajari kami menjadi seperti Luqmanul Hakim..
Yang bijaksana mendidik anak-anak mereka..
Sehingga menjadi tauladan sepanjang masa..
Agar kami bisa meraih kesuksesan itu..
Menyambung generasi dengan sebaik-baik generasi..
Rabu, 18 Maret 2009
Yang Paling Menakutkan..
Kita..
Pasti takut akan kemiskinan..
Pasti takut akan kesengsaraan..
Pasti takut akan kefakiran..
Karena kemiskinan, kesengsaraan dan kefakiran akan membawa kepada kekufuran..
Kita..
Pasti takut akan musibah..
Pasti takut akan bencana..
Pasti takut akan malapetaka..
Karena semua itu akan membawa kepada keputusasaan..
Kita juga,
Pasti takut akan suramnya masa depan..
Pasti takut akan gelapnya hari esok..
Pasti takut akan punahnya kebahagiaan..
Dan Kita..
Menginginkan semua itu berjalan sempurna..
Hidup megah, kaya raya, sejahtera dan bahagia selamanya..
Tapi..
Tidakkah kita merasa takut..
Ketika hidup ini terasa mulus-mulus saja..
Artinya Tuhan membiarkan kita..
Terjerumus dalam dosa-dosa..
Tapi..
Ketika dunia telah berada dalam genggaman..
Ketika bahagia dan sejahtera mengalir dalam nadi-nadi kita..
Bukankah ada satuhal yang paling menakutkan kita..
Yakni kita menjadi pecinta dunia dan takut mati..
Pasti takut akan kemiskinan..
Pasti takut akan kesengsaraan..
Pasti takut akan kefakiran..
Karena kemiskinan, kesengsaraan dan kefakiran akan membawa kepada kekufuran..
Kita..
Pasti takut akan musibah..
Pasti takut akan bencana..
Pasti takut akan malapetaka..
Karena semua itu akan membawa kepada keputusasaan..
Kita juga,
Pasti takut akan suramnya masa depan..
Pasti takut akan gelapnya hari esok..
Pasti takut akan punahnya kebahagiaan..
Dan Kita..
Menginginkan semua itu berjalan sempurna..
Hidup megah, kaya raya, sejahtera dan bahagia selamanya..
Tapi..
Tidakkah kita merasa takut..
Ketika hidup ini terasa mulus-mulus saja..
Artinya Tuhan membiarkan kita..
Terjerumus dalam dosa-dosa..
Tapi..
Ketika dunia telah berada dalam genggaman..
Ketika bahagia dan sejahtera mengalir dalam nadi-nadi kita..
Bukankah ada satuhal yang paling menakutkan kita..
Yakni kita menjadi pecinta dunia dan takut mati..
Sabtu, 14 Maret 2009
Saat tiba detik-detik itu
Saat tiba detik-detik itu
Yang melenyapkan kenikmatan..
Yang menghilangkan harapan..
Yang menutup pintu taubat..
Yang membuka semua aib..
Yang memutus nadi kehidupan..
Saat tiba detik-detik itu..
Tak pernah bisa dimaju atau dimundurkan..
Tak pernah bisa diajak kompromi
Tak pernah bisa diajak mengerti..
Tak pernah datang tanpa suratan..
Tak pernah datang membawa senyuman..
Saat tiba detik-detik itu..
Saat yang ditakuti semua mahluk..
Saat siap atau tidak siap..
Saat semua harus lenyap..
Kembali kepada Tuhannya..
Ooo andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Mata pun terbelalak, hati pun gusar dan jiwapun merana..
Sadar diri tak pernah menyadari..
Bahwa saat itu akan tiba dan akan bergulir..
Pada diri dan masing-masing dari kami..
Siapkah jasad menerima takdir ini..
Ooo andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Saat jiwa terlumat dalam maksiat..
Saat hati runtuh dan iman meluruh..
Saat diri meluncur ke titik nadir..
Ooo kemana lagi diri ini meminta taubat..
Sedang pintu-pintu telah tertutup rapat..
Jadilah kami orang yang sangat khianat..
Tetapi...
Andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Saat jiwa siap dan hatipun mantap..
Saat rindu dendam dan cinta pada sang Rabb
Membuncah dada merelungi seluruh sukma..
Saat para malaikat memberi selamat..
Saat salam Tuhan mengetarkan Arsy..
Ooo andai kami bisa seberuntung itu..
Detik-detik itu pun sangat dirindu..
Yaa ayyuhan nafsul muthmainnah ‘irjii ilaa robbiki roodhiatam mardiyah fadkhulli fii ‘ibaadii wadkhuli jannati.
“Hai jiwa yang tenang Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.”(QS 89:27-30)
Yang melenyapkan kenikmatan..
Yang menghilangkan harapan..
Yang menutup pintu taubat..
Yang membuka semua aib..
Yang memutus nadi kehidupan..
Saat tiba detik-detik itu..
Tak pernah bisa dimaju atau dimundurkan..
Tak pernah bisa diajak kompromi
Tak pernah bisa diajak mengerti..
Tak pernah datang tanpa suratan..
Tak pernah datang membawa senyuman..
Saat tiba detik-detik itu..
Saat yang ditakuti semua mahluk..
Saat siap atau tidak siap..
Saat semua harus lenyap..
Kembali kepada Tuhannya..
Ooo andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Mata pun terbelalak, hati pun gusar dan jiwapun merana..
Sadar diri tak pernah menyadari..
Bahwa saat itu akan tiba dan akan bergulir..
Pada diri dan masing-masing dari kami..
Siapkah jasad menerima takdir ini..
Ooo andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Saat jiwa terlumat dalam maksiat..
Saat hati runtuh dan iman meluruh..
Saat diri meluncur ke titik nadir..
Ooo kemana lagi diri ini meminta taubat..
Sedang pintu-pintu telah tertutup rapat..
Jadilah kami orang yang sangat khianat..
Tetapi...
Andai datang pada kita saat detik-detik itu..
Saat jiwa siap dan hatipun mantap..
Saat rindu dendam dan cinta pada sang Rabb
Membuncah dada merelungi seluruh sukma..
Saat para malaikat memberi selamat..
Saat salam Tuhan mengetarkan Arsy..
Ooo andai kami bisa seberuntung itu..
Detik-detik itu pun sangat dirindu..
Yaa ayyuhan nafsul muthmainnah ‘irjii ilaa robbiki roodhiatam mardiyah fadkhulli fii ‘ibaadii wadkhuli jannati.
“Hai jiwa yang tenang Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.”(QS 89:27-30)
Dimata Tuhan, semua itu telah selesai.
Sahabat..
Mengapa kita begitu ambisi..
Mengejar cita-cita akan dunia ini..
Mengejar mimpi akan kekuasaan ini..
Mengejar ambisi akan harta benda ini..
Kawan..
Mengapa kita begitu bernafsu..
Memeluk dunia dalam genggaman..
Atas alibi untuk kesejahteraan..
Atas alasan untuk nafkah keluarga..
Atas jawaban untuk anak-anak tercinta..
Sahabat..
Bukankah semuanya telah kita miliki..
Bukankah semuanya telah berada dalam genggaman ini..
Kalaupun kita minta lebih, Allah pasti menambahi..
Tapi mengapa kita masih merasa tak pernah puas..
Kawan..
Jika semua yang telah kita miliki ini..
Jika semua yang ada dalam genggaman ini
Tak mampu membuat kita bahagia..
Mengapa kita masih terus mencari..
Bukankah dimata Tuhan, semua ini telah selesai. kawan?
Mengapa masih saja dunia ini yang kita cari..
Bukankah ridhaNya lebih berarti?
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS 63-9)
Mengapa kita begitu ambisi..
Mengejar cita-cita akan dunia ini..
Mengejar mimpi akan kekuasaan ini..
Mengejar ambisi akan harta benda ini..
Kawan..
Mengapa kita begitu bernafsu..
Memeluk dunia dalam genggaman..
Atas alibi untuk kesejahteraan..
Atas alasan untuk nafkah keluarga..
Atas jawaban untuk anak-anak tercinta..
Sahabat..
Bukankah semuanya telah kita miliki..
Bukankah semuanya telah berada dalam genggaman ini..
Kalaupun kita minta lebih, Allah pasti menambahi..
Tapi mengapa kita masih merasa tak pernah puas..
Kawan..
Jika semua yang telah kita miliki ini..
Jika semua yang ada dalam genggaman ini
Tak mampu membuat kita bahagia..
Mengapa kita masih terus mencari..
Bukankah dimata Tuhan, semua ini telah selesai. kawan?
Mengapa masih saja dunia ini yang kita cari..
Bukankah ridhaNya lebih berarti?
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS 63-9)
Rabu, 11 Maret 2009
Kapankah giliran ku..?
Ya Robbi...
Temanku telah mendapatkan kebahagiaannya..
Ia berbahagia dengan kekhusu'an ibadahnya..
Mencari jalan kepadaMu dengan jalan iqronya..
Tuhanku...
Sahabatku telah menemukan kegembiraannya..
Ia gembira dengan perubahan yg didapatnya..
Dengan sabar sebagai jalannya..
Ia pun terbungkus rapat dalam jilbab keimanannya..
Ya Robbi...
Karibku telah mendapatkan ketenangannya..
Ia merasa tenang dengan posisi pekerjaannya..
Yang jauh dari maksiat subhat dan haramnya suap..
Meski harta benda pergi meninggalkannya..
Tuhanku...
Kapankah giliran diriku menemukan kebahagiaan, kegembiraan dan ketenangan itu..
Sedang diri ini sudah letih menanti..
Membungkuk badan, mengusap jiwa serta merangkai jemari..
Dalam sujud-sujud malam yang selalu saja terlewatkan..
Ya Robbi..
Mengapa hati ini masih membeku..
Dan kaki-kaki ini masih terbujur kaku..
Dalam kemaksiatan yang tak pernah jemu..
Tuhanku...
Sepuluh menit saja aku tak bisa..
Menuntun hatiku menatap wajahMu..
Dalam khusu' yang merangkul jiwaku..
Merasuki masa-masa indah itu..
Ya Robbi...
Kapankah giliranku..?
Untuk para sahabatku yang telah mendapatkan indahnya sabar dalam keimanan.
Congratulations and keep in touch with your faith..
Senin, 02 Maret 2009
Cermin Terbalik
Kita...
Tak Pernah tahu akan dosa..
Sampai kita berkaca..
Akan masa lalu..
Kita..
Tak Pernah tahu akan kesalahan masa lalu..
Sampai kita berkaca..
Pada cermin itu..
Tapi..
Bagaimana kita berkaca..
Jika cermin yang kita pakai itu ternyata terbalik..
Membelakangi kita..
Tuhan..
Sungguh besarkah dosa kita..
Sampai cermin pun enggan merefleksi kita..
Sampai kristalnya pun enggan memantulkan wajah kita..
Wahai Cermin..
Apa yang membuat engkau enggan memantulkan wajah kami..
Apa Salah kami sehingga engkau begitu menghindari rupa kami..
Duhai cermin..
Aku ingin menghisab diri dengan keberadaanmu..
Dan aku ingin bermuhasabah dengan pertolonganmu..
Jawab Cermin..
"Aku tidak terbalik kawan.."
"Aku tetap seperti dulu.."
"Yang engkau lihat seperti ini adalah muka depan ku yg tertutupi oleh tebalnya kotoran-kotoran dan debu yang menempel yang sejak lama telah lupa engkau bersihkan.."
"Bagaimana engkau bisa berkaca, jika engkau tidak membersihkan diriku dulu"
"Kawan.."
"Aku ini ibarat hatimu yg telah berkarat.."
"Bagaimana mungkin engkau bisa menghisab diri"
"Sedang hatimu telah karat oleh tebalnya debu kemaksiatan"
"Bagaimana mungkin engkau bisa bermuhasabah"
"Sedang jiwamu tercampur kotor air kesombongan"
"Kawan"
"Jika hatimu bersih dan bersinar.."
"Tak perlulah engkau cermin itu.."
"Sebab engkau sendirilah yang akan menjadi cermin.."
"Cermin bagi kehidupan manusia sekelilingmu.."
Minggu, 01 Maret 2009
Diantara dua kebaikan..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Dia bersabar atau bersyukur..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Hidup mulia atau mati syahid..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Surga atau bertemu Robbnya..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Didalam musibah ia bersabar..
Adalah satu kebaikan..
Didalam kemakmuran, ia pun bersyukur..
Adalah juga satu kebaikan..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Hidupnya mengabdi untuk Ummat
Adalah satu kemuliaan..
Dan matinya untuk kesyahidan..
Adalah juga satu kemenangan
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Tuhannya pun memberikan Surga kepadanya ..
Adalah sebuah kenikmatan
Tuhannya jua ingin berjumpa dengannya
Adalah Nikmat tiada tara..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Tiada lagi sebuah pilihan..
Melainkan semua adalah kebaikan..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Dia bersabar atau bersyukur..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Hidup mulia atau mati syahid..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Yang ada hanya dua kebaikan..
Surga atau bertemu Robbnya..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Didalam musibah ia bersabar..
Adalah satu kebaikan..
Didalam kemakmuran, ia pun bersyukur..
Adalah juga satu kebaikan..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Hidupnya mengabdi untuk Ummat
Adalah satu kemuliaan..
Dan matinya untuk kesyahidan..
Adalah juga satu kemenangan
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Tuhannya pun memberikan Surga kepadanya ..
Adalah sebuah kenikmatan
Tuhannya jua ingin berjumpa dengannya
Adalah Nikmat tiada tara..
Ketika pilihan itu datang..
Kepada manusia-manusia pilihan..
Tiada lagi sebuah pilihan..
Melainkan semua adalah kebaikan..
Langganan:
Postingan (Atom)