Sore itu,
puluhan anak sedang asyik mengisi saat senggang mereka dengan kesibukan
puluhan bocah sedang giat mewujudkan impian mereka
puluhan generasi pengganti mengisi hari-hari mereka dengan kebaikan ilmu
saat anak-anak lain duduk tertawa di depan televisi
mereka mengernyitkan dahi memutar otak membahas pelajaran demi pelajaran
dalam suatu majelis ilmu bernama gama
di sebuah kota bernama padang
sebuah kota di negeri kami tercinta..
Tiba-tiba,
suara gemuruh datang dan gedung bergoyang
dalam sekejap mata mereka terbenam
kekhusukan berubah menjadi tangis
keheningan berubah menjadi iba
hati-hati para belia pun luruh dalam kepasrahan..
dalam doa-doa lirih yang tak sanggup lagi mereka ucapkan..
Tersentak hati menangis dan jiwa tak mampu berdiri
kepala tak sanggup untuk ditegakkan..
tajam luka hati ini melihat kondisi engkau wahai anak-anakku
dalam kesyahidan mencari ilmu
dalam kemulyaan engkau dipanggil sang pencipta..
Saat asa untuk hidup mengiringi harapan mereka
detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam hingga hari berganti..
pertolongan tak jua datang, ia hanya bisa mengankat sebongkah batu,
ia hanya bisa menjemput satu dan dua jiwa saja,
sedang jiwa-jiwa lain dijemput oleh sang pencipta,
dalam gelap mereka meringis, dalam haus mereka menangis...
dalam rintik hujan mereka pasrah dijemput penciptanya...
Nak...
ketahuilah..
Tuhan sangat sayang kepada engkau,
kepada teman-teman mu, juga kepada yang lain..
engkau lebih mulia dari kami,
engkau lebih berjasa dari para pahlawan manapun..
pahala syahid pun telah menunggu engkau..
dalam menuntut ilmu bagi dirimu, bagi orang tuamu, bagi agamamu dan bagi negaramu..
engkau patut bangga..
engkau tak pernah bermain-main dengan hidup mu,
engkau tak pernah menyia-nyiakan waktu mu,
sedang kami, disini ditempat yang jauh dari mu,
para orang tua, para mahluk dewasa kadang tak sadar telah banyak menyia-nyiakan hidup
telah banyak menyia-nyiakan waktu hanya untuk bermaksiat kepadaNYA
Seharusnya bencana itu bisa menampar hati kami,
seharusnya bencana itu bisa membuka mata kami,
seharusnya bencana itu dapat menyadarkan kami,
dan seharusnya kesyahidan mu itu membuat malu diri kami...
Nak..
sampaikan salamkan kami kepada orangtuamu
sampaikan iri kami kepada ayah bundamu yang sangat tabah
yang telah melahirkanmu sebagai mujahid
dalam mengabdi kepada ilmu
dalam mengisi ruang-ruang waktu
dengan kemulyaan seorang ulama..
Untuk anak-anakku korban gempa di Padang ketika sedang menuntut ilmu dalam gedung gama, kami semua sayang kamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar