Sayangku,
Ada saat dimana diriku terdiam membisu
Tak mengerti apa yang harus kulakukan
Tak jua ku bisa melakukan sedikit asa untukmu
Hanya secarik harapan dan doa yg mengiringi...
Sayangku,
Jikalau harta bisa merubah itu
Jikalau materi mampu mewujudkannya
Mungkin kita bisa menukar itu dengan semua yang kita miliki
Demi mewujudkan kebahagiaan dirimu
Dan kebahagiaan keluarga kita...
Tapi tidak, bukan itu yang sanggup memberi makna
Bukan itu yang memberikan bahagia
Sebab hal itu hanya membuat fitnah kepada manusia
Sebab hal itu bukan yang kita minta...
Sayangku,
Dalam riak-riak air mata yang tercurah
Dalam sendu-sendu yg menyelusup dalam sanubari
Dalam senggal-senggal nafas yang tertahan
Aku pun menghiba-harap kepada sang Pencipta
Semoga memberi apa yang kau pinta
Sebab DIAlah maha pemberi sesuatu
Sayangku,
Bakti dan sayangmu menjadi penguat rindu
Senyum dan kasihmu menjadi perantara cinta
Sujud-sujud mu kepadaNYA menjadi mahligai terindah
Dan butir-butir ikhlasku padamu pun bisa membuka tabir
Ketika engkau mengharap keharibaanNYA
Sayangku,
Ketika semua tak lagi berarti,
Ketika tak satupun bisa diharapkan
Ketika hatipun terasa sempit
Hanya doa kita yang membuat jiwamu kembali bertahta
Dalam tangisan-tangisan harap
Dalam rintihan-rintihan asa
Dalam pelukan-hangat selimut munajat
Dalam butiran-butiran air mata yang bergulir lambat
Dalam zikir-zikirmu yang semakin melemah
Dalam kecupan-kecupan doa yang terurai
Dalam sunyi-sunyi malam yang mulai merayap
Dalam ikhlas-ikhlas hati yang mulai bersemayam..
3 November 2009, tengah hari bolong, saat fikiran lagi mumet dan ide lagi macet...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar