Tubuh ringkih para orang tua mampu bertahan karena mimpi akan masa depan sang anak yang lebih baik.
Seorang ayah akan tegar mencari nafkah yang halal meski nyawa menjadi taruhan demi mewujudkan mimpi sikecil dirumah agar kelak menjadi orang besar.
Seorang suami bertahan dari himpitan pekerjaan demi istri yang setia menunggu kelahiran sang jabang bayi..
Seorang ibu terpaksa mencari pekerjaan sampingan agar cahaya tetap berbinar dimata sang anak dan senyum tetap tersimpul dibibir sang bocah.
Senyuman mereka adalah kekuatan para orangtua.
Tangisan mereka adalah kepedihan para orangtua.
Gelak tawa dan rentetan tangis mereka adalah mesiu yang memborbardir hati dan jiwa para ayah, juga mata air dari air mata para ibu.
Tubuh mungil itu harus kuat menapak, bahu kecil itu harus kuat berdiri dan jemari lentik itu harus kuat menggenggam masa depan mereka.
Celoteh-celoteh kecil itu harus di semai menjadi suara-suara lantang.
Tangis-tangis kecil itu harus dituai menjadi empati yang datang dari hati.
Kelak ketika mereka besar menjadi pemimpin.
Jiwa mereka menjadi halus, nurani menjadi peka dan suara mereka menjadi lantang dalam membela kebenaran.
Nak, beri kami sedikit waktu untuk mewujudkan mimpi-mimpimu.
Beri kami sedikit kesempatan menabur benih-benih perbekalan untuk dirimu.
Beri kami sedikit asa dalam celoteh dan tangismu.
Saat ini, mungkin hanya cinta dan kasih sayang yang bisa kami beri.
Hanya doa dan harap yang bisa mengaliri urat nadimu.
juga hanya haru dan airmata yang bisa menjadi selimut tidurmu ketika engkau terlelap.
Tapi nak,
Yakinlah, suatu saat Allah akan memberi apa yang engkau cita-citakan dan mengabulkan apa yang engkau harapkan.
Meski waktu yang akan membuktikan.
Meski masa yang akan memberikan penjelasan.
Dan
Meski saat itu.
Kami tak bisa lagi menyaksikan.
Meski kami tak ada lagi disisimu...
Jangan cengeng nak, hidup adalah perjuangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar