Kedekatan, kekariban dan rasa sayang membuat dua orang
manusia saling membuat julukan/kata panggil untuk satu sama lain. Tujuannya
agar menambah gizi/nilai dari panggilan terhadap orang yang disayangi.
Julukan biasa diberikan oleh sahabat dekat, kawan karib atau
antara sepasang suami istri.
Memanggil dengan julukan membuat sang pemanggil merasa
memiliki hal yang berbeda dengan panggilan umum yang biasa digunakan oleh orang
lain, dan biasanya yang mengetahui itu hanyalah orang yang paling dekat.
Julukan yang saya maksud disini beda dengan poyokan (betawi-red). Kalau poyokan
dibuat sekedar untuk lucu-lucuan atau mengenang pada suatu peristiwa lucu
tentang sang empunya nama, bisa juga dari nama kecil yang membuat karakter sang
empunya nama mudah diingat.
Adalah Sang Nabi yang senang memangil istrinya ‘Aisyah
dengan julukan khumairo (yang pipinya kemerah-merahan), dan ‘Aisyah sudah tentu
senang dipanggil dengan julukan seperti itu. Meneladani sang nabi, banyak
pasangan suami istri yang memanggil pasangannya dengan julukan, entah untuk
menambah kemesraan, atau untuk menambah rasa sayang bagi hubungan mereka
berdua, dan kamipun, jelas memiliki panggilan masing-masing, yang kalau
didengar oleh orang lain terlebih-lebih sanak family, maka mereka akan mengernyitkan
dahi tak mengerti apa maksutnya. Ya iyalah, panggilan itu hanya kami berdua
yang mengerti. Hikmah dibalik penyebutan dengan julukan ternyata sangat besar,
terbukti jika pasangan terlibat dalam konflik rumah tangga (tiada rumah tangga
yang bebas dari konflik-red), penyebutan dengan julukan akan menyadarkan
khittah awal, komitmen dasar dan mengajak masing-masing ke memori napak tilas,
pertama kali mereka berjanji dalam ikatan suci pernikahan beberapa tahun lalu.
Sepele, namun cukup membuat lubang-lubang konflik segera tertutup, retak-retak
perpecahan segera terpadu kembali dan ujung-ujungnya pertengkaran akan berubah
menjadi sentuhan hangat dan cumbuan mesra, setelah itu terserah pemirsa
(sensor-red).
Jadi untuk para pasangan yang akan segera menikah, siapkan
julukan untuk kekasih anda, semoga setiap kali pertengkaran tiba, julukan itu
akan memadamkan api pertengkaran anda, dan jika tidak terjadi pertengkaran,
julukan itu akan membuat anda semakin sadar bahwa ada berdua saling
membutuhkan.
Untuk pasangan yang sudah kadaluarsa, jangan sedih, julukan
masih bisa anda berikan dari sekarang, terserah anda apakah julukan itu berarti
atau tidak, anda bebas memberi julukan pasangan anda. Saran dari saya berilah julukan yang mudah diingat seperti
“endut”, “lebar” “biang lemari” “kulkas dua pintu” atau apalah yang penting
anda bisa mesra. Hahaha.
Selamat memberi julukan pasangan masing-masing, semoga damai
menyertai anda berdua, dan piring terbang tak lagi melayang diantara kepala
anda”.
Dan untuk para single fighter yang belum mempunyai pasangan
atau sedang menunggu pasangan, tak perlu anda pusing-pusing atau repot-repot
mencari julukan, saya sudah tahu julukan anda yakni ‘jomblo’ hahaha. Peace,
semoga Allah mempercepat rezeki anda, amin.
PS: Panggilan kami berdua hanya satu huruf, yakni “i”.
Jangan banyak tanya, sampe pohon rambutan berbuah jengkol juga tidak akan saya
jelaskan.