“Dan rasa itu
bernama Iba”
13th Love
Anniversary
Bertemu dirimu
adalah kesempatan terindah dalam hidupku
Mengenal dirimu
adalah berkah terindah dalam hari-hariku
Mencintai dirimu
adalah pekerjaan paling indah dalam hidupku
Dan hidup
bersamamu adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepadaku
Meski pada
awalnya kamu tak mengenal aku dan aku sangat asing bagi dirimu
Meski pada
awalnya jiwaku berdarah-darah karena terjebak mencintai dirimu
Meski pada
awalnya tanganku harus bertepuk tak sempurna
Karena lubuk hati
yg tulus ini tak terbaca jernih oleh jiwamu
Dan alasan sahihpun
tak mampu menjernihkan airmata kesungguhan itu
Dan aku, dalam
luka yang perih, dalam gundah yang dalam, terpapah-papah menjelaskan kepadamu,
mengapa harus ada wajahmu bersemayam di sudut hati ini.
Man jadda wa jada
“Siapa berusaha
dia akan mendapatkan apa yang ia usahakan “
Kalimat sakti itu
mampu membuat pijakan kaki ini tetap berdiri
Kalimat sakti itu
mampu membuat tubuh ini tetap tegak tanpa goyah
Dan
Ketika
kesengsaraan dan nestapa hanya bisa diobati dengan doa
Ketika luka dan
perih hanya bisa sembuh dengan kembali kepadaNYA
Ketika asa dan
rasa hanya bisa terwujud karena takdirNYA
Maka aku tak
menyia-nyiakan malam-malamku untuk mengadu kepadaNYA
Maka sajadah
panjangpun menjadi teman setia disetiap ujung malam
Dan dingin kalbupun
menjadi hangat karena menghadirkan cintaNYA
Lalu, kurangkai
jemari dan kususun kata pinta
Memohon ampun
atas segala lalai dan dosa
Memohon maaf atas
segala kekhilafan dan kehinaan
Seraya meminta
dirimu kepada Sang Pemilik Semesta
Atau membiarkan mu
pergi dari lubuk hati karena mungkin bukan pilihan terbaik dariNYA
Ketika kepasrahan
telah menyelimuti diri
Ketika keikhlasan
menaungi disetiap denyut nadi
Dan ketika
bayangmu tak lagi menghantui hari-hari
Di saat itu Sang
Pencipta menurunkan RahmatNya
Diberinya engkau
setitik rasa dari milyaran rasa keagunganNYA
Rasa yang membuat
duniaku berputar seratus delapan puluh derajat
Rasa yang membuat
dunia seolah-olah berada dalam genggaman
Rasa yang membuat
bahwa aku seolah-olah hanya mahluk yang paling disayang olehNYA
Meski rasa itu
bukan SUKA, bukan CINTA, bukan pula SAYANG
Tetapi rasa itu
mampu melahirkan suka, cinta dan sayang sekaligus, bersenyawa menjadi satu dalam
bentuk yang sangat dahsyat
Dan rasa itu
bernama IBA.
Setelah itu
Pinanganku kau
terima atas nama iba, atas nama simpati dan atas nama empati,
Atas nama rasa
kasihan yang membuatmu bersedih setiap kali mengingat itu, melihat
kesungguhanku berjuang memugar kembali puing-puing mimpi yang menghantui jiwa setiap
insan muda.
Yang ingin
menyempurnakan separuh agama dan meninggikan kehormatannya
Melalui
pernikahan yang tulus dan suci
Melalui keluarga
sakinah mawaddah wa rohmah.
Sejak saat itu
aku belajar memahami makna
Bahwa ada rasa
yang lebih dahsyat dari suka, cinta ataupun sayang
Rasa yang hadir
dari keikhlasan menerima apa adanya
Tanpa embel-embel
dunia yang mengikutinya
Lalu akupun
bertekad mengikuti caramu menyukai, mencintai dan menyayangiku
Dengan rasa iba
sebagai pondasinya, rasa ikhlas sebagai dindingnya dan rasa saling memiliki
sebagai atapnya, dalam naungan cinta illahi robbi
Kini, tiga belas
tahun berlalu sejak sumpah janji suci itu
Rasa iba itu
masih mencengkeram erat dalam nadiku
Hembusan-hembusan
nafas cinta dan sayang masih mewangi dalam setiap canda rayumu
Dan dunia ini pun
masih kurasakan milik kita berdua
Meski para jundi
telah lahir meramaikan dunia kita
Terimakasih
honey, Selamat menikmati 13th perkawinan
kita.
I luv U
Terimakasih ya Robbi, Tuhan pemilik kebahagiaan, tetapkan hati kami
selalu dalam ketaatan pada diriMu
Tetapkan hati kami dalam mensyukuri setiap nikmat
dariMu
Dan jangan masukan kami kedalam orang-orang yang
kufur terhadap nikmatMU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar