Kamis, 28 Mei 2009

Belahan Jiwa (I LOVE MY FAMILY)

Sepuluh Tahun Lalu..
Saat ku bermunajat kepada Mu, tentang sebuah keinginan,
Keinginan yg datang dari hati kecil, tentang sebuah rencana besar..
Yang membuat dada para pemuda bergelora, yg membuat jiwa para pemudi bergetar..
Sebuah keinginan untuk membuat keputusan, keputusan mencari pendamping hidup.
Saat hati mantap dan jiwa merasa kuat, kususun jemari kurangkai doa, semoga diberikan belahan jiwa yang mampu mendamaikan keributan di hati ini.
Yang mampu meluruskan pandangan, yang mampu menegakkan dagu, yg mampu menuntun jemari saat mata terasa gelap, yang mampu memberi teduh saat panas emosi membakar sanubari, yang mampu memberikan perlindungan saat jiwa melemah karena angkara murka.
Yang mampu menguatkan visi serta mampu meluaskan pandangan, yang mampu menyadarkan diri akan rasa syukur atas hidup ini, Serta yang mampu mengingatkan akan kewajiban sebagai hamba.

Sayangku...
TuhanKu pun mengirimkan engkau sebagai jawaban doaku..
Doa yg tak henti-hentinya aku panjatkan dalam malam-malam penuh tangis..
Tangis yg selalu datang ketika teringat akan harapan, kapan masa itu akan tiba..
Dan dalam siang-siang saat diri terjaga, mengais-ngais harap di rimbunan asa..

Sayangku...
Engkau adalah anugrah terbesar yang Allah berikan kepadaku,
Kesederhanaan sifatmu mampu melunakan kesombonganku,
Keluguan hatimu meredamkan emosi jiwaku,
Pun tak ada dunia yg kau pinta, kecuali menjaga keutuhan keluarga ini sampai akhir hayat bahkan sampai di surga kembali.

Saat anak-anak lahir..
Genap sudah nikmat dari Tuhanku..
Tubuh yang lemah dan pikiran yg lelah, kini hilang semua tersaput senyum manis sang bocah..
Semangat yang melemah kembali bergelora saat mengingat tugas dan kewajiban menjaga amanah..
Menjaga jundi-jundi kecil melalui masa-masanya, sampai ia mengenal siapa dirinya, siapa Tuhannya.
Menjaga hidup agar tetap berjalan pada relnya, menjaga mimpi agar mencapai cita-citanya, menjaga harapan agar sampai ketujuannya.

Ketika badai dan riak-riak kecil datang menghampiri perahu keluarga ini..
Kitapun bersama-sama menyatukan tekad, jangan sampai bahtera ini tenggelam menghanyutkan kita dan menenggelamkan anak-anak yang tak mengerti apa-apa..
Kitapun menyatukan niat untuk kembali kepada komitmen awal..
Bahwa pernikahan ini adalah sebagai sarana, bukan sebagai tujuan..
Sarana untuk mengabdikan diri kepada sang Pencipta, sebagai bekal menuju keharibaannya..

Sayangku, Doakan aku agar kuat memegang tali kemudi ini..
Anak-anakku, doakan ayah agar mampu menjaga kalian sampai tiba ditempat tujuan..
Tangan-tangan kecilmu mampu membuat ayah tetap terjaga,
Mimpi-mimpi kamu mampu membuat ayah tetap terpesona.
Bantu kuatkan pijakan kaki ayah agar tetap pada tempatnya..
Bantu perahu ini agar berlayar dengan selamat..

Tuhanku, hanya syukur yg bisa hamba ucapkan pada Mu.
Meski Engkau tahu hamba kadang tak patuh kepada Mu,
Meski maksiat tetap menghampiri hari-hari kami, tapi kasih sayangMu tetap mengalir dalam diri kami.
Tuhanku, jadikanlah diri ini hamba-hamba yang selalu bersyukur kepada Mu.
Jadikanlah keluarga ini keluarga yang patuh kepadaMU,
Seperti keluarga Imran, seperti keluarga Ibrahim dan seperti keluarga junjungan kami Nabi Muhammad SAW..
Amin..
I LOVE MY FAMILY

Minggu, 24 Mei 2009

Mencoba Mengerti Arti Persahabatan

Sahabat,
Maafkan aku yang sedikit memaksamu untuk ikut dalam situs pertemanan ini,
Aku tak bermaksud membuatmu gundah, apalagi sampai membuatmu gulana,
Aku hanya ingin engkau melupakan sejenak beban-beban yang ada dipundakmu.
Aku hanya ingin engkau mau berbagi dengan kami, atas apapun dukamu itu.

Sahabat,
Disana, ada keceriaan-keceriaan yang mungkin dapat meringankan penderitaan mu,
Disana ada simpul-simpul tali silaturahmi yang dapat kita rekat kembali,
Disana ada pula hikmah-hikmah yang dapat diambil manfaatnya untuk kita,
Bukankah bersilaturahim dapat memanjangkan umur dan membuka pintu-pintu rezeki?

Sahabat,
Jika engkau lebih menyukai memendam semua nestapa itu,
Atau jika memang engkau belum siap untuk berbagi dengan kami,
Tak mengapa engkau diam saja di situ, atau pergi meninggalkan dunia maya ini.
Di dunia nyata pun ada doa kami untukmu, dan sayang kami untukmu.

Sahabat
Rentang waktu sekian tahun yang memisahkan kita,
Mungkin membuat aku tak mampu mengenalmu kembali seperti dulu,
Atau mungkin mampu membuatmu berubah bagai orang lain bagi diriku,
Mungkin lain waktu ketika jiwa mu sudah mampu menggenggam kekuatan kembali.
Atau ketika kita sudah menemukan bahasa kalbu yang mampu mencairkan kebekuan selama ini.
Kita dapat bercengkrama kembali tentang apa saja yg engkau mau.
Semoga niat yang tulus dapat menunjukan jalan bagi kita,
Tentang arti persahabatan sesungguhnya...

Jumat, 08 Mei 2009

Cukup Nafsu Lawamah, Jangan Nafsu Amarah...

Meretas ingatan mencari jawaban...
Saat emosi sulit sekali ditaklukan..
Menjadikan jiwa terlihat kerdil..
Saat yang tak bersalah menjadi korban kebengisan...

Tuhanku, sebagaimana Adam melupakan wasiatmu..
Dan Iblispun menentang titah Mu..
Tiada yang mampu meringkus hawa nafsu itu..
Kecuali ikhlas malaikat Mu dititiskan ke jiwa-jiwa kami..

Sulit menahan walau sedetik saja..
Saat angkara murka membutakan mata..
Saat para mahluk durjana mengipasi hati..
Jadilah penyesalan menghantui diri..

Bukan hendak melempar kesalahan..
Saat belenggu amarah terlalu keras mencekik leher..
Saat wajah sendu tak lagi mampu meneduhkan mata..
Saat rintihan-rintihan ketakutan tak lagi bisa mendamaikan..
Yang ada hanya mental-mental para pecundang..
Yang tak bisa redam gelombang kemarahan..

Tuhanku, berilah kami sedikit air dari telaga kautsar milik rasulMu..
Untuk mensucikan hati kotor kami..
Sedikit saja tak mengapa,
Untuk membasuh jelaga-jelaga yang menutupi karat jiwa kami..
Agar diri ini tidak lagi menjadi sumber malapetaka..
Bagi jiwa-jiwa yang ingin terlindungi..