Jumat, 02 November 2012

Dan rasa itu bernama Iba



“Dan rasa itu bernama Iba”
13th Love Anniversary

Bertemu dirimu adalah  kesempatan terindah dalam hidupku
Mengenal dirimu adalah berkah terindah dalam hari-hariku
Mencintai dirimu adalah pekerjaan paling indah dalam hidupku
Dan hidup bersamamu adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepadaku

Meski pada awalnya kamu tak mengenal aku dan aku sangat asing bagi dirimu
Meski pada awalnya jiwaku berdarah-darah karena terjebak mencintai dirimu
Meski pada awalnya tanganku harus bertepuk tak sempurna
Karena lubuk hati yg tulus ini tak terbaca jernih oleh jiwamu
Dan alasan sahihpun tak mampu menjernihkan airmata kesungguhan itu
Dan aku, dalam luka yang perih, dalam gundah yang dalam, terpapah-papah menjelaskan kepadamu, mengapa harus ada wajahmu bersemayam di sudut hati ini.

Man jadda wa jada
“Siapa berusaha dia akan mendapatkan apa yang ia usahakan “
Kalimat sakti itu mampu membuat pijakan kaki ini tetap berdiri
Kalimat sakti itu mampu membuat tubuh ini tetap tegak tanpa goyah
Dan
Ketika kesengsaraan dan nestapa hanya bisa diobati dengan doa
Ketika luka dan perih hanya bisa sembuh dengan kembali kepadaNYA
Ketika asa dan rasa hanya bisa terwujud karena takdirNYA
Maka aku tak menyia-nyiakan malam-malamku untuk mengadu kepadaNYA
Maka sajadah panjangpun menjadi teman setia disetiap ujung malam
Dan dingin kalbupun menjadi hangat karena menghadirkan cintaNYA
Lalu, kurangkai jemari dan kususun kata pinta
Memohon ampun atas segala lalai dan dosa
Memohon maaf atas segala kekhilafan dan kehinaan
Seraya meminta dirimu kepada Sang Pemilik Semesta
Atau membiarkan mu pergi dari lubuk hati karena mungkin bukan pilihan terbaik dariNYA

Ketika kepasrahan telah menyelimuti diri
Ketika keikhlasan menaungi disetiap denyut nadi
Dan ketika bayangmu tak lagi menghantui hari-hari
Di saat itu Sang Pencipta menurunkan RahmatNya
Diberinya engkau setitik rasa dari milyaran rasa keagunganNYA
Rasa yang membuat duniaku berputar seratus delapan puluh derajat
Rasa yang membuat dunia seolah-olah berada dalam genggaman
Rasa yang membuat bahwa aku seolah-olah hanya mahluk yang paling disayang olehNYA
Meski rasa itu bukan SUKA, bukan CINTA, bukan pula SAYANG
Tetapi rasa itu mampu melahirkan suka, cinta dan sayang sekaligus, bersenyawa menjadi satu dalam bentuk yang sangat dahsyat
Dan rasa itu bernama IBA.

Setelah itu
Pinanganku kau terima atas nama iba, atas nama simpati dan atas nama empati,
Atas nama rasa kasihan yang membuatmu bersedih setiap kali mengingat itu, melihat kesungguhanku berjuang memugar kembali puing-puing mimpi yang menghantui jiwa setiap insan muda.
Yang ingin menyempurnakan separuh agama dan meninggikan kehormatannya
Melalui pernikahan yang tulus dan suci
Melalui keluarga sakinah mawaddah wa rohmah.

Sejak saat itu aku belajar memahami makna
Bahwa ada rasa yang lebih dahsyat dari suka, cinta ataupun sayang
Rasa yang hadir dari keikhlasan menerima apa adanya
Tanpa embel-embel dunia yang mengikutinya
Lalu akupun bertekad mengikuti caramu menyukai, mencintai dan menyayangiku
Dengan rasa iba sebagai pondasinya, rasa ikhlas sebagai dindingnya dan rasa saling memiliki sebagai atapnya, dalam naungan cinta illahi robbi

Kini, tiga belas tahun berlalu sejak sumpah janji suci itu
Rasa iba itu masih mencengkeram erat dalam nadiku
Hembusan-hembusan nafas cinta dan sayang masih mewangi dalam setiap canda rayumu
Dan dunia ini pun masih kurasakan milik kita berdua
Meski para jundi telah lahir meramaikan dunia kita

Terimakasih honey,  Selamat menikmati 13th perkawinan kita.
I luv U


Terimakasih ya Robbi,  Tuhan pemilik kebahagiaan, tetapkan hati kami selalu dalam ketaatan pada diriMu
Tetapkan hati kami dalam mensyukuri setiap nikmat dariMu
Dan jangan masukan kami kedalam orang-orang yang kufur terhadap nikmatMU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar