Selasa, 24 Februari 2009

"Menggugat Karomah Pak Kyai"

Iseng-iseng searching file2 lama saya eh ketemu.. lumayan buat arsip

----- Original Message -----
From: "Rojali Dahlan" <rojali@...>
To: <is-lam@...>
Sent: Thursday, July 27, 2000 1:17 PM
Subject: [is-lam] "Menggugat Karomah Pak Kyai".


"Menggugat Karomah Pak Kyai".

Pak kyai...
Lima belas tahun lalu kami duduk disamping lekar-mu dalam surau itu ...
Lima belas tahun lalu kami pun duduk dalam majelismu mendengarkan engkau berfatwa dan Lima belas tahun lalu kami masih menjadi santrimu...
Saat itu...
Engkau bercerita, bahwa Allah dan Rasulnya melarang kami bermaksiat kepadanya...
Jangan mencuri, jangan berzina, jangan berbohong, jangan berjudi, jangan mubazir, jangan memfitnah, jangan menghardik anak yatim dan orang tua, jangan berbuat zolim, jangan menyakiti hamba yang tak berdosa, jangan berbuat aniaya, dan sejuta hikmah agung lain yang mengalir dari mulut bijakmu...
Saat itu engkau adalah panutan kami, uswah kami, teladan kami dan penunjuk jalan kami...
Pak Kyai...
Kini kami sudah dewasa, lukisanmu tentang akhlak disanubari kami tak pernah lapuk dimakan hujan dan tak pernah lekang ditelan panas.
Kami masih meneguhkan hati kami terhadap nasehatmu tentang kemanusiaan.
Tapi kini...
Mengapa kami merasa harus menggugat dirimu...
Entahlah,
Apakah kami nanti akan kualat atau tidak disebabkan berbeda pendapat denganmu..
Yang jelas, sejak engkau menjadi UMARA di dusun ini, engkau banyak berubah sekali Pak kyai...
Engkau sekarang sulit ditemui, karena pagar betis dari pengawalmu,dan lingkaran besi pengikut fanatik mu.
Bahkan engkau melupakan wasiat yang pernah engkau berikan kepada kami.
"Wahai muridku, berdirilah diatas semua golongan, karena Islam adalah rahmatan lil alamin, janganlah engkau berfihak, karena islam tak pernah berfihak kecuali kepada kebenaran Ilahi."
Pak Kyai, setahun lalu saat kami mendengar saudara kami seakidah mengalami musibah dianiaya kaum kafir, kami ingin membantunya, tapi engkau melarang.
Saat kami ingin membela hak kami yang tertindas, engkau membungkam kami.
Engkau hanya membela dan berjuang hanya untuk atasanmu bahkan engkau rela mati untuknya.
Bahkan yang membuat kami menangis, engkau tega memprovokasi teman kami untuk
bertempur melawan kami hanya kami sekarang berbeda pendapat kepadamu.

Pak Kyai...
Bolehkah kami menggugat karomah mu....
Tidak untuk masa lalu...
Tapi untuk hari ini, sejak engkau mempunyai seorang atasan.
sejak engkau menjadi umara di republik ini.

...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar